Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P., Toksikologi
Logam Berat B3
TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT B3 DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KESEHATAN
Sudarmaji 1), J. Mukono 2). dan
Corie I.P. 3)
Bagian Kesehatan Lingkungan FKM Universitas Airlangga
Abstract:
Heavy metals are
the hazardous substances that produced by
industrial waste, included lead (Pb), mercury (Hg), kadnium (Cd), arsenic
(As), copper (Cu), and chromium (Cr). Characteristics of lead (Pb) are
soft consistency and black color. That heavy metal could cause
acute and chronic body intoxication. Health effects of lead intoxication,
such as neurology, kidney, reproductive system,
hemopoitic
system disorders.
Characteristics
of mercury are white liquid and boiling point is 356,90oC. The famous health effect of mercury intoxication is minamata
disease. Other effects of mercury intoxication included cereblal
palsy, mental retardation, and libido disorders.Characteristics
of kadnium (Cd) are soft and white. The health effects
of kadnium intoxication such as kidney, cardiovascular and bone
disorders.The
health effects of arsenic intoxication included eyes, skin, blood,
kidney, liver, respiratory tract, reproduction, gastrointestinal tract,
and immunological disorders.The
health effects of copper intoxication included Wilson’s disease
and Menke’s disease. The health eff ects of copper intoxication
included respiratory system, skin, kidney, and vascular disorders
Keywords:
heavy metals, intoxication, hazardous substances, health
effects
PENDAHLUAN
Unsur
logam berat adalah unsur yang mempunyai densi tas lebih
dari 5 gr/cm3 (Fardiaz, 1992). Hg
mempunyai densitas 13,55 gr/cm3. Diantara semua unsur logam
berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, dibandingkan dengan
logam berat lainnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain
Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn (Waldchuk, 1984, di dalam Fardiaz, 1992).Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsenterasi, jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahluk
hidup lain (Pasal 1 (17) UU No. 23 1997) .
B3 dalam ilmu JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO.
2 , JANUARI 2006:129 -142 bahan dapat berupa bahan biologis (hidup/mati) atau zat
kimia. Zat kimia B3 dapat berupa senyawa logam (anorganik) atau
senyawa organik, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai B3
biologis, B3 logam dan B3 organik. Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun ”top-20” B3 antara lain:
Arsenic, Lead,Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated B
iphenyls (PCBs), Kadnium,
Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons,
Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene,
Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin,
Hexachlorobutadiene, Chlordane. Dari 20 B3 tersebut, diantaranya
adalah logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury
(Hg), Kadnium (Cd), dan Chromium (Cr), yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
SUMBER BAHAN PENCEMAR LOGAM BERAT.
1. Sumber dari Alam
Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang tercampur
dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir ( sand stone)
kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar
sekitar 5 -25 mg/kg
dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam
air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut
Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar
0,07 μg/liter.
Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 μg/m3.
Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb,
penelitian yang
dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering.Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah
menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite)
dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal
dari tambang.Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut
bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb
murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng
dan tembaga.
Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Dilaporkan kandungan kadnium
(Cd) dalam air laut di dunia di bawah 20 ng/l. Variasi lain
kandungan kadnium dari air hujan, freshwater dan air permukaan di
perkotaan d an daerah industri, kadnium pada level 10–4000 ng/l tergantung pada
spesifikasi lokasi atau saat pengukuran larutan kadnium (WHO 1992).
Kadnium masuk kedalam freshwater dari sumber yang berasal dari industri. Air sungai dan irigasi untuk
pertanian yang mengandung kadnium akan terjadi penumpukan pada sedimen
dan Lumpur. Sungai dapat mentrasport kadnium pada jarak
sampai dengan 50 km dari sumbernya. Kadnium dalam tanah
bersumber dari alam dan sumber antropogenik. Yang berasal dari alam
berasal dari batuan atau material lain seperti glacial dan alluvium.
Kadnium dari tanah yang berasal dari antropogenik dari endapan
penggunaan pupuk dan limbah. Sebagian besar kadnium dalam tanah berpengaruh pada pH, larutan material organic, logam yang negandung oksida, tanah liat dan zat organik maupun
anorganik. Rata-rata kadar kadnium alamiah dikerak bumi sebesar 0,1
-0,5 ppm.
2. Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku
maupun bahan penolong, misalnya:
Industri pengecoran maupun pemurnian.
Industri ini menghasilkan timbal konsentrat ( primary
lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan
logam ( scrap).
Industri batery.
Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai
bahan dasarnya.
Industri bahan bakar.
Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl
lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga
baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sum ber pencemaran Pb.
Industri kabel.
Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat
ini pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun
masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang
juga membahayakan
untuk kehidupan makluk hidup.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena
toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam
pigmen yang lain.Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red
lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN,
Industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan Hg sebagai bahan baku maupun bahan penolong, limbahnya merupakan sumber pencemaran Hg. Sebagai contoh antara lain adalah industri klor alkali, peralat an
listrik, cat, termometer, tensimeter, iindustri pertanian, dan pabrik detonator.
Kegiatan lain yang merupakan sumber pencemaran Hg adalah praktek dokter
gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi . Selain itu bahan bakar fosil juga merupakan sumber Hg pula.
3. Sumber dari Transportasi
Hasil pembakaran dari bahan tambahan ( aditive) Pb
pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb in
organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut
akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin
maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas
buang lainnya.
Gambar : Kontribusi logam berat timah hitam (Pb), merkuri
(Hg) dan kadnium (Cd), Arsenic (As), dan Cromium (Cr) pada INTAKE
manusia
Sumber
: Environmental Health Criteria 3 WHO (1977) Mengalami
modifikasi dalam Epidemiologi Lingkungan, Mukono, (2002).
IMPLIKASI KLINIK AKIBAT TERCEMAR OLEH LOGAM BERAT
1. Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Timbal (Pb)
Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah sekitar 10 -25 μg/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur ulang
aki bekas, Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada malam hari besarnya sepuluh kali lipat
kadar Pb di daerah tidak terpapar pada malan hari (0,0299 mg/m 3 vs
0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar Pb
Blood ( Pb -B ) di daerah terpapar 170,44 μg/100 ml dan di daerah tidak terpapar sebesar 45,43 μg/100 ml. Juga ditemukan bahwa semakin tinggi kadar Pb -B,
semakin rendah kadar Hb nya.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ anak sekolah,
Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih
dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060 mg/m3.
Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar 39,73 ug/100
ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30
μg/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ
anak sekolah SD di kawasan tertib lalu lintas dan di luar
kawasan tertib lalu lintas.
Mukono, et al. (1991) meneliti status kesehatan
dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa
Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter
lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10 ribu
liter per har i. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb -B karyawan SPBU
sebesar
77,59 μg/100 ml.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :
Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh
Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma.
Pada anakanak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
Gangguan terhadap fungsi ginjal .
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis va
skuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya
dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika
paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
Gangguan terhadap sistem reproduksi .
Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian
janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak -anak sangat peka
terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang ren dah
yang
berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
Gangguan terhadap sistem hemopoitik .
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak
adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ri ngan yang
terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino
Levulinic Acid) urine. Pada anak – anak juga terjadi peningkatan ALA
dalam darah.Efek dominan dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik
adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine).
Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari
keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan
industri dengan kadar Pb-B (kadar Pb dalam darah) dibawah 110
ug/100 ml.Dibandingkan dengan orang dewasa, anak -anak lebih
sensitif terhadap terjadinya anemia akibat paparan Pb. Terdapat
korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar Pb di dalam
darah.
Gangguan terhadap sistem syaraf .
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif
pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy.
Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang
tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar
konsentrasi dan
menurunnya kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80μg/100
ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala
yang timbul pada lead encephalopathy antara lain
adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila
pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya
pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan
tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak
spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb
pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun.
Untuk melihat hubungan antara kadar Pb -B dengan IQ(Intelegance Quation) telah dilakukan penelitian
pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial ekonomi dan etnis
yang sam a. Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 μg/ml ternyata mempunyai IQ lebih rendah apabila dibandingkan
dengansampel yang kadar Pb-B kurang dari 40 μg/ml. Pada
dewasa muda yang berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya
hubungan antara Pb-B dan IQ.
2. Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Merkuri (Hg).
Pada studi epidemiologi ditemukan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar di sebabkan oleh konsumsi
ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan yang
berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida
alkil merkuri.
Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat
terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di Teluk Minamata sebesar 11 μg/kg
berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 μg/kg
berat basah.
Di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil
merkuri akibat mengkonsumsi gandum yang disemprot dengan alkil
merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan individu dan faktor genetik. Individu
yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua. Gejala
yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa
rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998) dikatakan bahwa diagno
se klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan dengan diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran
diagnose tersebut disebabkan oleh karena panjangnya periode laten
dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya
bentuk g ejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
Berhubung sukarnya untuk mendiagnosis kelainan yang disebabkan oleh keracunan Hg, untuk memudahkan diagnosis
para klinisi (Vroom dan Greer, 1972) membuat kriteria sebagai
berikut :
1. Observasi kemunduran fungsi, berupa: kerusakan
motorik, abnormalitas sensorik, kemunduran psikologik dan
perilaku, kemunduran neurologik dan koknitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan dan kelainan kulit
serta gangguan reflek.
2. Waktu paparan oleh Hg bersifat akut atau kronis.
Deteksi Hg pada urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju, misalnya Mad Hatter’s
Diseaseyang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang
diderita oleh karyawan
di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak
keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg di Minamata Jepang, dan kejadian
ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang
disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di
Guatemala dan Rusia yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat
mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50 ng/m3. Dengan
kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu
tiga hari banyaknya Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 μg/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari
gejala yang paling ringan yaitu parestesia samp ai gejala yang
lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan
kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat
prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral
palsy maupun retardasi mental. Keracunan ini dapat terjadi jika
pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan
padi -padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil
merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiova sculer,
kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan
laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan
kerusakan membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat
berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar
mulut serta dapat pula terjadi menyempitnya lapangan pandang
dan berkurangnya pendengaran. Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya
proteinuria. Pada
karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil
merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada susunan syaraf, Hg
juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomni a,
nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg,tergantung dari sumber Hg di lingkungan, tingkat paparan,
teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan dosis
-respon.
3. Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Kadnium (Cd)
Kadnium terutama dalam bentuk oksida adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh
kadnium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadnium
kira-kira10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali
konsentrasi pada jaringan yang lain.
Dalam tubuh manusia kadnium terutama dieleminasi melalui urine. Hanya sedikit kadnium yang diabsorbsi yaitu
sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor diet sep erti intake protein,
calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi
yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10 -40%
tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadnium sangat toksis dengan
lethal dose melalui pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar samp ai
dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8
mg/m3 selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah
sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk -batuk dan lemah.
Terpapar akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare, kram, otot, anemia,
dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan
& Mast ,1990).
Perkiraan dosis mematikan ( lethal dose) akut
adalah sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika
terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989) .
Gejala akut dan kronis akibat keracunan Cd ( Kadnium).
Gejala akut :
a. Sesak dada.
b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak ( constriction
of chest )
c. Nafas pendek.
d. Nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru.
e. Sakit kepala dan menggigil.
f. Mungkin dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
a. Nafas pendek.
b. Kemampuan mencium bau menurun.
c. Berat badan menurun
d. Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasa n.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran pencernaan,
ginjal, hati dan tulang.
Usaha manusia untuk mengetahui pengaruh kadnium
terhadap kesehatan dapat menggunakan pendekatan dengan
cara
percobaan-percobaan terhadap binatang seperti yang
diterangkan
sebagai berikut :
Pengaruh Cd terhadap ginjal.
Percobaan binatang dengan menyuntikan larutan kadnium klorida kedalam tubuh kelinci betina manunjukkan bahwa
kelinci tersebut turun berat badannya. Urinenya me ngandung
protein melampaui batas normal dan kadang-kadang disertai
keluarnya alkaliphosphatase dan asam Phosphatase sebagai tanda adanya kerusakan pada tubulus distal dari ginjal. Konsentrasi
kadnium klorida sebesar antara 10,50 - 300 ppm dalam air minum tikus
menyebabkan perubahan dari hampir seluruh pembuluh darah ginjal
apabila diperiksa dengan mikroskop electron. Tetapi tidak ada
tanda -tanda perubahan yang terlihat dalam waktu 24 minggu apabila
kadar kadnium dalam air minum tersebut hanya 1 ppm.
Pengaruh Cd terhadap hipertensi.
Kadnium sebagai penyebab hipertensi atau penyebab penyakit
jantung pada manusia (aterosclerotic heart disease) mungkin masih
diragukan, tetapi percobaan dengan binatng untuk mengetahui hubungan
tersebut telah dilakukan. Binat ang percobaan kelinci dibuat hipertensi
dengan memberikan injeksi intra peritoneal kadnium asetat seminggu sekali sampai beberapa bulan lamanya. Suatu
endapan kadnium terbentuk beberapa waktu kemudian dalam jaringan
hati dan ginjal (batu ginjal merupakan salah satu penyebab
hipertensi dan hipertensi merupakan salah satu penyebab penyakit
jantung)
Pengaruh Cd terhadap kerapuhan tulang.
Penyakit kerapuhan tulang seperti didapatkan pada
penyakit itai itai diketemukan pula pada percobaan pada
tikus jantan yang diberi diet makanan yang mengandung kadnium serta kadar
protein dan kalsiumnya rendah. Bardasarkan percobaan ini orang
menduga bahwa makanan yang bergizi rendah menyebabkan orang mudah terkena keracunan kadnium (kadnium intoxication)
Metabolisme/interaksi kadnium (Cd) – Seng (Zn).
Apabila selain logam kadnium terdapat pula logam seng, maka akan terjadi interaksi antara logam Cd dan Zn (Cd
-Zn). Interaksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kadnium dapat disebut sebagai zat
anti metabolic untuk seng karena dapat melawan partukaran seng (Zn) dalam proses metabolisme dalam jumlah yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan, fungsi hematology dan kontrol suhu badan. Hal tersebut memungkinkan kadnium (Cd) merupakan penyebab penyakit kakurangan zat seng yang karakteristik itu
walaupun sesungguhnya makanannya mengandung cukup zat seng (Zn).
2. Terdapat perbedaan interaksi Cd-Zn
untuk tingkat biokimia tertentu pada distribusi ke organ tubuh pada tikus besar
dan kecil (mouse and rat). Sejumlah seng khlorida dan kadnium klorioda yang eqimolar diinjeksikan, seng (Zn) akan terakumulasi lebih cepat
pada erythocyt, sedangkan kadnium (Cd) akan
terakumulasi lebih cepat pada citoplasma. Kedua isotop tersebut akan menunjukkan kadar yang sama pada hati (liver) dan ginja
l. Namun dalam waktu dua minggu seng (Zn) akan terusir dan masuk kedalam molekul besar sitoplasma (c itoplasmic molecules), sedangkan kadnium (Cd) akan
bergabung dengan protein yang mempunyai berat molekul sekitar 11.000
-12.000. Apabila kedua isotop diinjeksikan kedalam tikus besar ( rat)
yang
bunting, maka dalam janin dan placenta akan lebih banyak didapakan kadnium (Cd) dari pada seng (Cd).
3. Dapat disimpulkan bahwa kadnium
mengikuti pola metabolisme
yang berbeda dengan seng.
Kandungan kadnium (Cd) dalam darah.
Konsentrasi kadnium yang normal dalam darah adalah 10 mg/l, yaitu pada orang yang tinggal di
daerah dengan udaranya bersih, dimana kandungan debu kadniumnya tidak lebih dari
20 mg/m3.
Kandungan kadnium (Cd) dalam rambut.
Dengan menggunakan autoradiography seluruh badan sesudah injeksi intravenous 109 Cd (isotop 109) pada
tikus, diketahui bahwa kandungan kadnium didalam rambut dapat digunakan
untuk menentukan berapa besar akumulasi kadnium dalam seluruh
tubuh tikus. Tetapi teknik ini tidak dapat diterapkan pada
manusia karena terbentur pada masalah perbedaan tingkat kemampuan
penyerapan kadnium oleh berbagai jenis rambut yang berbeda warnanya, perbedaan karena usia serta kontaminasi rambut dari luar
(pemakaian bahan kosmetik) .
4. Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Arsenic (As).
Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsenik (As), dapat berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah , dan liver.
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi
mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual
fields) mata.
Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul
(clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker
(carcinogenic).
Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel
darah perifer). Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada
paparan yang cukup lama (paparan kronis), berupa meningkatnya
aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus
(penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi
jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut). Pada
ginjal, Arsen (As) akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal
damage (terjadi ichemia and kerusakan jaringan). Pada saluran
pernafasan, akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng),
bronchitis
(infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker
paru.
Pada pembuluh darah, logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan
penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal
hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal),
oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu
rger).
Pada sistem reproduksi, efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat
bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi. Pada sistem
immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh / penurunan kekebalan,
akibat nya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan
infeksi virus.
Pada sistem sel, efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitochondria dalam inti sel menyebabkan turunnya energi
sel dan sel dapat mati.
Pada Gastrointestinal (saluran pencernaan) , Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut,
mual (nausea) dan muntah (vomiting).
5. Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Chromium (Cr).
Keracunan tubuh manusia terhadap chromium (Cr), dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafa san, kulit,
pembuluh darah dan ginjal.
Efek chromium (Cr) terhadap s istem saluran pernafasan (Respiratory sistem effects), berupa anker paru dan ulkus
kronis/perforasi pada septum nasal. Pada kulit (Skin effects),
berupa ulkus kronis pada permukaan kulit. Pada pembuluh darah (Vascular
effects),berupa penebalan oleh plag pada pembuluh aorta (Atherosclerotic
aortic plaque). Sedangkan pada
ginjal (Kidney effects), kelainan berupa nekrosis tubulus ginjal.
PENUTUP
Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang biasanya dihasilkan oleh industri berupa limbah. Logam
berat yang lazim terdapat dalam limbah industri adalah logam timbal
(Pb), merkuri (Hg), kadnium (Cd), arsenicum (As), dan chromium
(Cr).
Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan konsistens i
lunak dan berwarna hitam. Banyak industri yang menggunakan Pb
sebagai bahan baku misalnya industri battery dan aki serta banyak
pula industri yang mengahasilkan produk yang mengandung Pb
misalnya industri cat dan bahan pewarna lainnya. Logam berat Pb
dap at meracuni tubuh manusia baik secara akut maupun kronis. Senyawa Pb organik mempunyai daya racun yang lebih kuat
dibandingkan dengan senyawa Pb anorganik. Senyawa Pb dapat masuk
kedalam tubuh manusia dengan cara melalui saluran pernafasan,
saluran pencernaan makanan maupun kontak langsung dengan kulit. Masuknya partikel Pb melalui saluran pernafasan adalah
sangat penting dan merupakan jalan masuk kedalam tubuh yang
dominan. Keracunan Pb yang akut dapat menimbulkan gangguan
fisiologis dan efek keracunan yang kronis pada anak yang sedang
mengalamai tumbuh kembang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan
fisik
dan mental.
Logam berat merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih keperakan dengan titik beku – 38,87oC dan
titik didih 356,90oC serta berat jenis 13,6 dan berat atom 200,6. Paparan
logam berat Hg terutama methyl mercury dapat meningkatkan
kelainan janin dan kematian waktu lahir serta dapat menyebabkan Fetal
Minamata Disease seperti yang terjadi pada nelayan
Jepang di Teluk Minamata. Selain yang tersebut di atas Hg dapat menyebabkan
kerusakan otak, kerusakan syaraf motorik, cerebral palsy, dan retardasi
mental. Paparan di tempat kerja utamanya oleh inorganik
mercury pada pria akan dapat menyebabkan impotensi dan gangguan libido sedangkan pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi. Logam berat kadnium (Cd) merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Loam berat kadnium (Cd) murni
berupa logam berwarna putih perah lunak, namun bentuk ini tak
lazim kita temukan di lingkungan. Umumnya kadnium terdapat dalam
kombinasi dengan element lain spt oxygen ( kadnium oxide), clorin
(kadnium cloride) dan belerang (kadnium sulfide). Senyawa ini
stabil, padat tak mudah menguap, namun kadnium oxide sering dijumpai
sebagai partikel kecil dalam udara. Kebanyakan kadnium merupakan
produk samping dalam pengecoroan seng, timah atau tembaga. Kadnium banyak digunakan pada barbagai industri terutama platting
logam, pigmen, baterai dan plastik. Logam berat lainnya yang
dapat membahayakan dan mengganggu kesehatan adalah, arsen (As),
dan chrom
(Cr).
wah bahaya juga yah trnya logam berat ini
BalasHapussolusinya kalau udah kena apa mas??
terimakasih
BalasHapus