Jakarta, Saat datang ke Alor Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2005, Dwi Sari mengaku menangis. Bukan karena ditugaskan di daerah terpencil yang membuatnya menangis tapi karena melihat kondisi warga yang tidak terurus, perut anak-anak yang buncit dan kebiasaan berak (BAB) sembarangan.
"Tidak tega saya melihatnya, karena di kota saya tidak melihat kondisi seperti itu tapi ternyata kok masih banyak anak-anak dengan kondisi seperti itu," ungkap Dwi Sari, yang dinobatkan menjadi Sanitarian Teladan 2011.
"Tidak tega saya melihatnya, karena di kota saya tidak melihat kondisi seperti itu tapi ternyata kok masih banyak anak-anak dengan kondisi seperti itu," ungkap Dwi Sari, yang dinobatkan menjadi Sanitarian Teladan 2011.