BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan modal utama pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Bondowoso dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas, berdaya saing, aman, tertib dan sejahtera.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya yaitu melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan yang berada disekitarnya.
Agar merata dan terjangkau oleh masyarakat, pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan secara terpadu melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polindes serta pelayanan kesehatan rujukan melalui Rumah Sakit. Adapun kondisi sarana pelayanan kesehatan tahun 2008 yaitu terdapat 25 Puskesmas, 63 Puskesmas Pembantu, 157 Polindes, 1.030 Posyandu, 25 unit Puskesmas Keliling, 1 unit mobil tanki air, 1 unit Kendaraan Bencana, 1 unit mobil operasional Gudang Farmasi Kabupaten dan 1 unit Puskesmas Keliling Demam Berdarah.
Kondisi kesehatan masyarakat berkaitan dengan adanya penyakit menular masih diperlukan adanya kewaspadaan dini untuk mencegah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). Berkaitan dengan adanya penyakit menular adalah perilaku dan lingkungan yang tidak baik karena perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya di masyarakat. Untuk itu kampanye PHBS perlu ditingkatkan.
Perubahan perilaku sebagai hasil kampanye PHBS perlu diikuti dengan peningkatan sanitasi dan lingkungan, pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum dan makanan serta minuman.
Untuk mengukur keberhasilan program / kegiatan kesehatan tersebut diperlukan indikator antara lain indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Untuk indikator kinerja SPM bidang kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 terdiri dari 18 indikator.
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Bondowoso Sehat dan hasilkinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan , dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan ini pada intinya berisi berbagai data / informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM bidang kesehatan. Untuk itu perlu disusun Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2009, dengan sistematika penyajian :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum Kabupaten Bondowoso
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan
BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan
BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
BAB VI : Penutup
Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN BONDOWOSO
A. Kondisi Geografi
A. Geografis : Antara 7"50'10"-7"56'41" LS
Antara 113"48'10"-113"48'26" BT
Ketingggian rata-rata 253 m dpal
B. Batas Wilayah
Utara : Kabupaten Situbondo
Selatan : Kabupaten Jember
Timur : Kabupaten Banyuwangi
Barat : Kabupaten Situbondo
C. Luas Wilayah : 1.560,10 Km²
D. Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kecamatan : 23 kecamatan
Desa/Kelurahan : 220 desa/kelurahan
Sumber Data : BPS Kabupaten Bondowoso Tahun 2009
Kondisi dataran di Kabupaten Bondowoso terdiri dari pegunungan dan perbukitan seluas 44,4%, dataran tinggi 24,9% dan dataran rendah 30,7% dari luas wilayah secara keseluruhan. Pegunungan yang ada adalah pegunungan Ijen yang terletak di bagian timur dan pegunungan Argopuro di sebelah barat. Sementara itu ada beberapa sungai yang mengaliri Kabupaten Bondowoso yaitu :
- Sungai Deluang : 30 km
- Sungai Sampeyan : 61 km
- Sungai Mayang : 56 km
- Sungai Bedadung : 70 km
- Sungai Mrawan : 32 km
B. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2009 adalah 737.807 jiwa yang terdiri dari 361.327 jiwa laki-laki dan 376.480 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bondowoso tahun 2009 sebesar 473 jiwa/km2. Diantara 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso, kecamatan Bondowoso mempunyai jumlah penduduk paling banyak yaitu sebesar 73.870 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.447 jiwa/km2. Sementara itu kecamatan yang penduduknya paling sedikit adalah kecamatan Sempol dengan jumlah penduduk sebesar 11.343 jiwa, dengan kepadatan 52 jiwa/km2.
Perkembangan Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bondowoso tahun 2007 – 2009
Sumber Data : BPS Kabupaten Bondowoso Tahun 2009
C. Kondisi Sosial Ekonomi
1. Keadaan Pendidikan
Berdasarkan hasil Sensus penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Bondowoso (usia 5 tahun ke atas) :
- Tidak tamat/belum tamat SD : 354.208 jiwa (50,2%)
- Tamat SD : 198.458 jiwa (28,1%)
- Tamat SLTP : 40.596 jiwa (5,8%)
- Tamat SLTA : 34.293 jiwa (4,9%)
- Tamat Akademi/Perguruan Tinggi : 6.029 jiwa (0,9%)
2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
Sebagian besar penduduk Kabupaten Bondowoso adalah petani. Sedangkan industri yang ada di Kabupaten Bondowoso terdiri dari industri kecil baik dari sektor usaha makanan dan minuman, sandang pangan dan kulit, bahan bangunan dan kimia serta dari sektor pelayanan jasa.
Pada tahun 2009, jumlah keluarga miskin (KK miskin) di Kabupaten Bondowoso adalah 442.247 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 453.018 jiwa.
D. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis fungsional dibina oleh Departemen Kesehatan. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah koordinasi administrasi Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang kesehatan.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso berdasarkan Perda Kabupaten Bondowoso No 4 Tahun 2008
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Derajat Kesehatan
1. Umur Harapan Hidup
Umur Harapan Hidup penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penduduk laki-laki memiliki umur harapan hidup yang lebih rendah daripada penduduk perempuan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2000 Umur Harapan Hidup penduduk Indonesia mencapai 67,97 tahun.
Sedangkan menurut Susenas tahun 2006 Umur Harapan Hidup di Propinsi Jawa Timur adalah 68,25 tahun dan di Kabupaten Bondowoso adalah 61,89 tahun.
Umur harapan hidup yang mengalami peningkatan, secara tidak langsung memberi gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan penduduk Indonesia, sehingga diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian.
2. Mortalitas
Jumlah lahir hidup sebanyak 10.255 bayi dan jumlah lahir mati sebanyak 159 bayi. Sedangkan jumlah kematian bayi usia 0 - < 1 tahun sebanyak 213 bayi, kematian balita sebanyak 15 balita dan kematian ibu maternal 21 orang (penyebab langsung 9 orang dan penyebab tak langsung 12 orang).
3. Morbiditas
a. Angka Kesakitan Demam Berdarah (DBD) per 100.000 penduduk
Penyakit demam berdarah, sampai saat ini masih merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian, karena daerah penyebarannya yang luas dan menyerang semua golongan umur serta sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).. Siklus puncak kejadian DBD yaitu 4 – 5 tahunan. Jumlah penderita DBD tahun 2009 di Kabupaten Bondowoso sebanyak 292 kasus
b. Persentase Kesembuhan TB Paru
Indonesia merupakan negara dengan kasus TB paru terbesar ke-3 di dunia (menurut WHO). Berdasarkan laporan tribulan TB Paru, jumlah penderita TB Paru positif (+) di Kabupaten Bondowoso tahun 2009 adalah 613 penderita dan semuanya telah diobati dan yang telah sembuh pada tahun 2009 sebanyak 501 penderita (85,06%). Kesembuhan penderita TB Paru ini sangat ditentukan oleh ketaatan penderita dalam meminum obat TB Paru.
c. Persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko
Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit pandemi pada semua kawasan, dalam beberapa tahun ini penyakit HIV/AIDS menunjukkan adanya peningkatan yang mengkhawatirkan. Kejadian kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 15 kasus/penderita dan ditangani semua.
d. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia 15 tahun per 100.000 penduduk usia < 15 tahunIndikator untuk menilai keberhasilan program eradikasi polio adalah kejadian kasus AFP. Kejadian kasus AFP di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 10 kasus. Angka kesakitan AFP di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebesar 5,89 (jumlah penduduk usia <15 tahun di Kabupaten Bondowoso sebanyak 169.700 jiwa).
4. Status Gizi
Status gizi seseorang erat kaitannya dengan kesehatan secara umum, karena status gizi merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi. Selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Pada tahun 2009 jumlah bayi lahir hidup sebanyak 10.623 bayi. Dari jumlah tersebut jumlah bayi lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah sebanyak 326 bayi (3.07%)
b. Balita dengan gizi buruk
Pada tahun 2009, balita dengan gizi buruk sebanyak 374 balita dan semuanya mendapat perawatan. Sedangkan dari 23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 semua dikategorikan bebas rawan gizi.
c. Prevalensi anemia giziAngka prevalensi anemia gizi di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 belum diketahui, karena tidak ada survei anemia gizi. Sedangkan untuk pemberian Fe-3 pada ibu hamil sebanyak 10.098 ibu hamil atau 86,63% (dengan jumlah ibu hamil seluruhnya 11.656)
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut :
“Masyarakat Bondowoso Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”
2. Misi
Misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bondowoso adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
Berbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
Setiap penduduk selalu terjamin pemeliharaan kesehatannya dan hidup dalam lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat.
3. Perilaku Masyarakat
1. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Indikator pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dapat dilihat dari kunjungan masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut. Pada tahun 2009, jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas 506.604 orang, sedangkan rawat inap sebanyak 60.302 orang (penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2009 sebanyak 737.807 jiwa) . Sedangkan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Dr. H. Koesnadi Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 58.343 orang dan rawat inap sebanyak 40.793 orang . Kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 9.852 orang dan rawat inap sebanyak 7.257 orang . Ini berarti tingkat pemanfaatan Puskesmas oleh penduduk Kabupaten Bondowoso , terutama rawat jalan tergolong tinggi, yaitu 78% penduduk Kabupaten Bondowoso memanfaatkan Puskesmas dan RS.
2. Pengembangan UKBM
Indikator peran serta aktif masyarakat dalam pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yaitu adanya Posyandu di desa/kelurahan serta adanya Desa Siaga.
Pada tahun 2009, jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Bondowoso sebanyak 1.030 Posyandu. Dari jumlah tersebut, Posyandu dengan strata purnama dan mandiri sebanyak 389 Posyandu (37,77%)
Desa Siaga pada tahun 2009 sebanyak 218 desa. Dari jumlah tersebut 182 desa adalah Desa Siaga Tumbuh (83,49%) dan 36 desa adalah Desa Siaga Kembang (16,51%).
4. Keadaan Lingkungan
1. Keluarga yang memiliki akses air bersih
Penduduk Kabupaten yang memiliki akses air bersih pada tahun 2009 sebanyak 100%. Sumber air terbanyak yang digunakan penduduk Kabupaten Bondowoso adalah sumber air lainnya sebanyak 139.732 keluarga atau 39,17%
2. Keluarga yang mengelola sampah dengan baik
Keluarga yang mengelola sampah dengan baik, dalam arti sederhana adalah keluarga tersebut memiliki tempat untuk membuang sampah dengan baik, tidak dibiarkan begitu saja. Dari keluarga yang diperiksa sebanyak 28.015 keluarga, hanya 48,60% (13.616 keluarga) yang telah memiliki sarana pembuangan sampah yang sehat.
3. Keluarga yang mengelola limbahnya dengan aman
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) merupakan salah satu persyaratan dari rumah sehat. SPAL yang baik adalah tertutup, tetapi meskipun SPAL terbuka jika dijaga kebersihannya, maka juga tergolong SPAL yang baik/aman. Dari keluarga yang diperiksa SPAL-nya (25.829 keluarga), yang memiliki SPAL yang sehat hanya 87,52 % (15.725 keluarga).
5. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan
1). Pelayanan Antenatal
Persentase Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K-4
Untuk melihat akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu, standar yang digunakan ukuran adalah K-4 ibu hamil. Cakupan K-4 di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009, berdasarkan LB3 KIA sebesar 86,21%.
2). Pelayanan Gizi Ibu hamil
Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe
Ibu hamil sangat membutuhkan tablet tambah darah (Fe) selama masa kehamilannya untuk mencegah terjadinya anemia gizi pada ibu hamil. Berdasarkan laporan Puskesmas di Kabupaten Bondowoso, dari 11.656 ibu hamil, sebanyak 11.035 ibu hamil atau 94,67% telah mendapatkan tablet Fe-1 dan sebanyak 10.098 ibu hamil atau 86,63% telah mendapat Fe-3.
3). Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2009, ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan adalah 8.981 orang atau 83,92%.
4). Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Cakupan kunjungan neonatal (KN) digunakan sebagai ukuran untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan neonatal (KN2) di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 adalah 10.074 bayi atau 95,07%.
5). Pelayanan Kesehatan Balita, Siswa SD/MI dan Remaja
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan prasekolah serta cakupan pelayanan kesehatan remaja
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan prasekolah pada tahun 2009 adalah 45.336 anak balita dan pra sekolah atau 74% (dengan jumlah anak balita dan pra sekolah 60.554 anak) , penjaringan kesehatan siswa SD/MI dan sederajat yang ada di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 yaitu 14.800 siswa SD/MI atau 97,54% (dengan jumlah siswa SD/MI sebanyak 15.174 siswa) dan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMU dan sederajat yang ada di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009, yaitu 13064 siswa SMP/SMU atau 88,67% (dengan jumlah siswa SMP/SMU sebanyak 14.733).
Balita yang mendapat kapsul vitamin A
Balita yang mendapat kapsul vitamin A 2 kali pada tahun 2009 sebanyak 39.316 balita (100%). Persentase ini mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2008 yaitu sebesar 91,20%.
Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
Pada tahun 2009 terdapat 374 balita yang mengalami gizi buruk dan 100% mendapat perawatan. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 789 balita.
6). Imunisasi bayi
Kegiatan imunisasi bayi rutin dilaksanakan. Dari perkiraan jumlah sasaran bayi yaitu 10.659 bayi , 100% telah diimunisasi lengkap. Dengan demikian diharapkan bayi tidak menderita Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
6. Program / Kegiatan Tahun 2009
Tujuan dan sasaran program kesehatan adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Program/kegiatan pokok yang dilaksanakan tahun 2009 (sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri No.13 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah) meliputi:
A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3. Penyediaan Alat Tulis Kantor
4. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
6. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
7. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
8. Penyediaan Makanan dan Minuman
9. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daearah
10. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
11. Penyediaan Informasi Hasil Aparatur Kepada Masyarakat
B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
C. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
2. Penyusunan Pelaporan Keuangan
D. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
E. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
2. Penyediaan Biaya Operasioanal dan Pemeliharaan
3. Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
4. Pemasaran Sanitasi di Masyarakat (TSSM)
F. Program Pengawasan Obat dan Makanan
1. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan
G. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
2. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
H. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
I. Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular
1. Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
2. Pengadaan Alat Fogging dan Bahan-Bahan Fogging
3. Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
4. Peningkatan Imunisasi
5. Peningkatan Surveillance Epideminologi dan Penanggulangan Wabah
J. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1. Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan
K. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
1. Pengadaan Puskesmas Keliling
2. Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
3. Rehabilitasi Berat/Sedang Puskesmas
4. Rehabilitasi Rumah Dinas Medis/Paramedis
5. Pengadaan Alat Penyebarluasan Informasi
6. Pengadaan Alat Kesehatan
L. Program peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
1. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan
M. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1. Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak
N. Program Pemberdayaan Kader Kesehatan
1. Jambore Kader Posyandu Tingkat Kabupaten dan Propinsi
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
1. Anggaran Kesehatan
Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso untuk belanja langsung dan tidak langsung berasal dari :
a. Dana Alokasi Umum (DAU)
b. DAK
c. APBN
d. APBD Propinsi
e. Bantuan Luar Negeri (BLN)
2. Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan
Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPTDnya serta di Rumah Sakit Umum dan RS Bhayangkara adalah berjumlah 1.036 orang. Status tenaga kesehatan tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan tenaga kontrak daerah.
3. Sarana dan Prasarana yang Mendukung Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional, baik operasional Dinas Kesehatan maupun Puskesmas. Sarana dan prasarana tersebut berupa gedung, mobil (baik mobil dinas maupun Puskesmas keliling), kendaraan dinas roda dua serta komputer.
Kegiatan operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dilaksanakan di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dan di Gudang Farmasi Kabupaten (GFK). Sedangkan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Kab. Bondowoso, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan juga Posyandu
1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Puskesmas Keliling
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Bondowoso adalah 25 buah dan setiap Puskesmas memiliki 1 buah Puskesmas Keliling (Pusling). Sehingga masing-masing kecamatan terdapat 1 buah Puskesmas, kecuali Kecamatan Kota yang memiliki 3 Puskesmas. Dari 25 buah Puskesmas, semuanya sudah merupakan Puskesmas perawatan. Jumlah Puskesmas Pembantu 63 buah, sedangkan jumlah Polindes sebanyak 157 buah. Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk sebesar 3,39 ini artinya bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3 Puskesmas.
Rasio sarana Kesehatan Dasar terhadap penduduk di Kabupaten Bondowoso Tahun 2009
2. Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain
Kabupaten Bondowoso memiliki 2 buah Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Umum Dr. H. Koesnadi dengan jumlah tempat tidur 220 TT dan Rumah Sakit Bhayangkara dengan jumlah tempat tidur 30 TT. Rasio Rumah Sakit terhadap 100.000 penduduk sebesar 0,28, jadi Rumah Sakit melayani kurang dari 100.000 penduduk. Per November 2009 ijin sementara dari Klinik Kusuma Bhakti telah turun menjadi RS Kusuma Bhakti, sehingga akhir 2009 bertambah satu lagi RS di Bondowoso, yaitu RS Swasta Kusuma Bhakti. Akan tetapi pendataan RS tersebut masuk di tahun 2010.
4. Indikator Kinerja Rumah Sakit
• Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit
Pemanfaatan fasilitas pelayanan Rumah Sakit oleh penduduk diukur dengan BOR. BOR RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2008 66,23% sedangkan pada tahun 2009 menjadi 52,6%. Sedangkan BOR RS Bhayangkara Bondowoso pada tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2008 adalah 39,20% dan pada tahun 2009 adalah 53,1%.
• Average Length of Stay (ALOS) dan Turn Over Interval (TOI)
Rata-rata lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit (ALOS) RSU Dr.H.Koesnadi Bondowoso pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu 4,7 menjadi 3,7 hari. Ini artinya lama rawat pasien di Rumah Sakit rata-rata antara 3-4 hari. Sedangkan TOI pada tahun 2009 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 3,3 menjadi 3,4. Sedangkan untuk RS Bhayangkar Bondowoso, ALOS pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibanding tahun 2008 yaitu 3,5 2008 3,4 artinya lama rawat rawat pasien di RS rata-rata 3 hari. Sedangkan TOI pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibanding tahun 2008 yaitu 5,5 menjadi 3.
• Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR)
Indikator ini digunakan untuk melihat mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit. Semakin rendah angka GDR dan NDR, maka semakin baik mutu perawatan di suatu Rumah Sakit. Pada tahun 2009 GDR Rumah Sakit Dr. H. Koesnadi adalah 70,5. Sedangkan NDR pada tahun 2009 yaitu 25,3. Sedangkan untuk RS Bhayangkara Bondowoso pada tahun 2009 GDR 7,5 dan NDR 2,3.
5. Pencapaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten Bondowoso
Pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2009 (Berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008) adalah sebagai berikut :
BAB VI
PENUTUP
Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2009 diharapkan dapat memberikan informasi bagi yang membutuhkan,khususnya informasi kesehatan di Kabupaten Bondowoso sebagai bahan evaluasi dan bahan pantauan yang pada akhirnya memberikan suatu hasil kebijakan yang mengarah pada upaya peningkatan pembangunan khususnya pada pencapaian Masyarakat Bondowoso yang Mandiri untuk Hidup Sehat.
Penyusunan dan penyajian profil kesehatan ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, terutama pada kelengkapan dan akurasi data, ketepatan waktu maupun analisa deskripsinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai langkah menuju kesempurnaan penyusunan Profil Kesehatan di masa yang akan datang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pengumpulan data untuk bahan penyusunan buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar